Perjalanan WPLO Menuju PBB Demi Masa Depan Bangsa Papua

  
John Anari, (Ketua WPLO), Di Ruang PBB, New York
Perjalanan perjuangan pembebasan Bangsa Papua Barat memakan waktu hampir 50 tahun, tetapi tidak pernah ada harapan yang menggembirakan karena badan international PBB tidak pernah dilibatkan dalam proses ini. Selain itu, indonesia telah berhasil memutar-balikan fakta sejarah aneksasi Papua dalam NKRI melalui dokumen mereka yang kini dipakai perwakilan RI di PBB serta kedutaan-kedutaan RI di seluruh dunia.

Dokumen mereka yang berjudul Restoration of Irian Jaya Into Republic of Indonesia adalah dokumen fiktif sejarah Papua yang dikaitkan dengan kerjaan majapahit dan sultan tidore serta penipuan sejarah tentang pelaksanaan PEPERA (penentuan pendapat rakyat) tahun 1969. Dokumen ini tidak ada bukti foto yang akurat sehingga WPLO harus kerja keras menyusun dokumen lengkap disertai bukti-bukti jelas supaya dapat diakui dunia international.

 Pengejutan pertama dimulai ketika Sekjend PBB Banki-Moon pada bulan agustus 2011 mengeluarkan statement di Auckland, Selandia Baru pada pertemuan Negara-negara Pacific Island Forum bahwa persoalan Papua Barat akan dibuka kembali di komisi dekolonisasi dan disitu kita lihat, apakah Papua ini merupakan daerah yang belum berpemerintahan sendiri (non self government territory) atau merupakan negara merdeka berdaulat (independent state).

Akhirnya mulai beraksi para pejuang di tanah Papua untuk menyatakan pada publik supaya Sekjend PBB harus segera realisasi kata-katanya serta dengan aksi-aksi ini membuat jatuh korban lagi di kalangan masyarakat sipil Papua Barat tetapi pelakunya pun tidak pernah diproses sesuai hukum ygan berlaku di NKRI, walau telah melanggar hak asasi manusia.

Melalui aksi brutal organ-organ ini sangat menguntungkan perjuangan Papua dimata international tetapi menimbulkan kerugian juga bagi keluarga mereka yang ditinggalkan. Sudah pasti banyak orang akan muncul pertanyaan, mengapa orang nomor satu PBB bisa mengeluarkan statement (pernyataan) seperti itu? Jawabannya sudah tentu bahwa pasti ada aktivis Papua atau organisasi tertentulah yang membawa dokumen itu ke PBB sehingga beliau bisa berkata demikian. Siapakah mereka yang berhasil membongkar kegagalan dekolonisasi Papua Barat di PBB ? 

Jawabannya kita bisa lihat langsung pada publikasi dokumen PBB pada link PBB dibawah ini:

http://esango.un.org/civilsociety/documents/602061/4810705.pdf

Link di atas membuktikan bahwa perjuangan tanpa data dan fakta adalah perjuangan sia-sia karena ini adalah alat bukti untuk meyakinkan dunia untuk mempercayai apa yang kita tuntut sehingga mereka bisa membantu kami mengatasi konflik di atas Tanah Papua yang sudah terjadi selama 50 tahun ini. Sejarah jalannya dokumen itu cukup panjang, mulai dari pengumpulan data-data sejak tahun 1998 hingga penyusunannya menjadi sebuah dokumen lengkap.

Dokumen itu disusun dari tahun 2008 hingga tahun 2011 kemudian dimasukan oleh dua orang diplomat West Papua Liberation Organization (WPLO) pada acara khusus pertemuan dengan pelapor khusus PBB untuk masyarakat pribumi Prof.Jamez Anaya di markas besar PBB, New York - Amerika Serikat pada sidang ke-10, forum permanent PBB untuk masyarakat pribumi (United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues) tanggal 20 mei 2011.

Kedua diplomat WPLO BK & AT dijanjikan bahwa they will follow up this document to UN Secretary General of UN (mereka akan menindak-lanjuti dokumenini ke Sekretaris Jenderal PBB). Maka lahirlah statement Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa di Forum Kepulauan Pasifik  (Pacific Island Forum) pada bulan agustus 2011.

Perjalanan berikutnya yaitu, 3 diplomat Papua (BK, OM, & CJ) lagi dikirim untuk mengikuti Sidang Forum Permanent PBB untuk masyarakat pribumi (United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues) ke-11, pada tanggal 18 mei2012 di markas PBB. WPLO diundang khusus lagi untuk bertemu kembali dengan pelapor khusus PBB Prof. James Anaya, satu diplomat BK bertemu khusus dengan Sekjen PBB Banki-Moon dan beliau (Banki-Moon) mengatakan bahwa ia sudah tahu persoalan West Papua dan akan ditindak lanjuti. Sedangkan dua diplomat OM dan CJ bertemu Prof. James Anaya untuk menyampaikan statemen WPLO.

Statement WPLO dapat diakses pada link di bawah ini:

http://oppb.webs.com/apps/blog/entries/show/15348239-grail-knight-foundation-s-united-nations-report-on-the-state-of-worldindigenous-people-and-conditions-of-west-papu

Hasil terakhir yang didapatkan dari perjalanan panjang perjuangan WPLO di PBB yaitu PBB telah mengeluarkan rekomendasi yang isinya seperti di bawah ini:

“The permanent forum appoints Valmaine Toki, a member of the forum, to undertake a study on decolonization of the pacific region, to be submitted to the forum at its twelfth session”. “ Forum permenent menunjuk valmaine toki,seorang anggota forum, untuk mempelajari dekolonisasi wilayah pasifik, untukdimasukan pada forum di sidang ke-12”.

Rekomendasi lengkap bisa download pada link PBB di bawah ini:

http://www.un.org/docs/journal/asp/ws.asp?m=e%2fc.19%2f2012%2f13

Dalam sidang forum permanent PBB (United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues) ke-8 tahun 2008, PBB telah mengeluarkan rekomendasi untuk proses dekolonisasi sisah wilayah-wilayah yang belum berpemerintahan sendiri di pasifik untuk lima wilayah yaitu New Caledonia, Pitcairn, Tokelau, Guam, dan Samoa Barat untuk dipersiapkan merdeka pada tahun2014.

Sedangkan rekomendasi pada sidang ke-12 yaitu PBB mengutus Valmaine Toki untuk mempelajari Dekolonisasi Wilayah Pacific. Pernyataan rekomendasi ke-2 kalinya untuk wilayah pacific ini sebenarnya ditujukan untuk wilayah mana sebenarnya ?

Bila kita lihat pada daftar dekolonisasi lama pada link PBB di bawah ini, maka Papua Barat (Netherlands New Guinea) termasuk salah satu wilayah dekolonisasiyang seharusnya dipersiapkan penjajahnya untuk merdeka tetapi akhirnya dihapuskan begitu saja oleh PBB pada tahun 2009 ketika ketua komisi dekolonisasi dipegang oleh orang indonesia yaitu Marty Natalegawa yang sekarang menjabat sebagai menteri luar negeri indonesia.

http://www.un.org/en/decolonization/nonselfgov.shtml

Permainan indonesia di PBB cukup berhasil sehingga bisa bersama-sama penjajah lainnya menghapuskan status dekolonisasi wilayah jajahan mereka sehingga daftar dekolonisasi yang dulunya berjumlah banyak berkurang menjadi 16 wilayah saja yang kini telah direkomendasi Forum Permanent PBB untuk masyarakat pribumi untuk mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 2014 lalu.

Berikut daftar dekolonisasi baru yang dirubah sejak tahun 2010 oleh ketua komisi dekolonisasi asal indonesia Dr. Marty Natalegawa.

http://www.un.org/en/decolonization/nonselfgovterritories.shtml

Kesimpulan kami dari WPLO, maka rekomendasi Forum Permanent PBB pada sidangke-8 dan ke-11 berbeda karena Wilayah Pasifik yang berjumlah 5 wilayah akan siap dimemerdekakan pada tahun 2014, sedangkan rekomendasi sidang ke-11ditujukan kembali untuk Wilayah Pasifik yang mana ? Apakah untuk Hawaii, West Papua, atau yang mana ?

Maka kita tunggu saja, semoga janji Pelapor Khusus PBB Prof. James Anaya dan Sekjen PBB Banki-Moon bisa ditepati agar tidak mengecewakan rakyat Papua Barat.

Oleh : @Hakcipta John Anari (Ketua Umum WPLO)
Perjalanan perjuangan pembebasan bangsa Papua memakan waktu hampir 50 tahun tetapi tidak pernah ada harapan yang menggembirakan karena badan international PBB tidak pernah dilibatkan dalam proses ini. Kejutan pertama dimulai ketika Sekjen PBB Banki-Moon pada Agustus 2011 mengeluarkan statement di Auckland, Selandia baru pada pertemuan negara-negara pasifik di Pacific Island Forum (PIF) bahwa persoalan Papua akan dibuka kembali di Komisi Dekolonisasi dan di situ kita lihat apakah Papua ini merupakan daerah yang belum berpemerintahan sendiri (non self government territory) atau merupakan negara merdeka berdaulat (independent state). Akhirnya mulai beraksi para pejuang di Tanah Papua untuk menyatakan pada publik supaya Sekjen PBB harus segera realisasi kata-katanya serta dengan aksi-aksi ini membuat jatuh korban lagi di kalangan masyarakat sipil Papua tetapi pelakunya pun tidak pernah diproses sesuai hukum yang berlaku di NKRI walau telah melanggar hak asasi manusia. Melalui aksi brutal organ-organ ini sangat menguntungkan perjuangan Papua di mata international tetapi menimbulkan kerugian juga bagi keluarga mereka yang ditinggalkan. Sudah pasti banyak orang akan bertanyaan, mengapa orang nomor satu PBB bisa mengeluarkan statement seperti itu? Jawabannya sudah tentu bahwa pasti ada aktivis Papua atau organisasi Papua tertentu yang membawa dokumen itu ke PBB sehingga beliau bisa berkata demikian. Siapakah mereka yang berhasil membongkar kegagalan dekolonisasi Papua di PBB? jawabannya kita bisa lihat langsung pada publikasi dokumen pada link PBB di bawah ini: http://esango.un.org/civilsociety/documents/602061/4810705.pdf Link di atas membuktikan bahwa perjuangan tanpa data dan fakta adalah perjuangan sia-sia karena ini adalah alat bukti untuk meyakinkan dunia untuk mempercayai apa yang kita tuntut sehingga mereka bisa membantu kami mengatasi konflik di atas Tanah Papua yang sudah terjadi selama 50 tahun ini. Sejarah jalannya dokumen itu cukup panjang, mulai dari pengumpulan data-data sejak 1998 hingga penyusunannya menjadi sebuah dokumen lengkap. Dokumen itu disusun sejak 2008 hingga 2011 kemudian dimasukan oleh dua orang diplomat West Papua Liberation Organization (WPLO) pada acara khusus pertemuan dengan pelapor khusus PBB untuk Masyarakat Pribumi Prof. Jamez Anaya di Markas PBB, New York – Amerika Serikat pada sidang ke-10 Forum Permanen PBB untuk Masyarakat Pribumi (United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues) mei 2011. Kedua diplomat WPLO yaitu BK dan AT dijanjikan bahwa they will follow up this document to UN Secretary General of UN (mereka akan menindak-lanjuti dokumen ini ke Sekjen PBB). Maka lahirlah statement Sekjen PBB di PIF pada agustus 2011. Perjalanan berikutnya yaitu, tiga diplomat Papua yaitu BK, OM dan CJ) dikirim untuk mengikuti sidang United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues ke-11 pada 18 mei 2012 di markas PBB. WPLO diundang khusus lagi untuk bertemu kembali dengan pelapor khusus PBB Prof. James Anaya, satu diplomat BK bertemu khusus dengan Sekjen PBB Banki-Moon dan beliau mengatakan bahwa dirinya sudah tahu persoalan Papua dan akan ditindaklanjuti. Sedangkan dua diplomat yaitu OM dan CJ bertemu Prof. James Anaya untuk menyampaikan statement WPLO. Statement WPLO dapat diakses pada link di bawah ini: KLIK DISINI Hasil terakhir yang didapatkan dari perjalanan panjang perjuangan WPLO di PBB yaitu PBB telah mengeluarkan rekomendasi yang isinya seperti di bawah ini: The Permanent Forum appoints Valmaine Toki, a member of the Forum, to undertake a study on decolonization of the Pacific region, to be submitted to the Forum at its twelfth session. Forum Permenen menunjuk Valmaine Toki, seorang anggota forum, untuk mempelajari dekolonisasi wilayah pasifik untuk dimasukan pada Forum di Sidang Ke-12. Rekomendasi lengkap bisa download pada link PBB di bawah ini: KLIK DISINI Dalam sidang United Nations Permanent Forum On Indigenous Issues ke-8 pada 2008, PBB telah mengeluarkan rekomendasi untuk proses dekolonisasi sisa wilayah-wilayah yang belum berpemerintahan sendiri di pasifik untuk lima wilayah yaitu New Caledonia, Pitcairn, Tokelau, Guam dan Samoa Barat untuk dipersiapkan merdeka pada 2014. Sedangkan rekomendasi pada sidang ke-12 yaitu PBB mengutus Valmaine Toki untuk mempelajari dekolonisasi wilayah pacific. Pernyataan rekomendasi ke-2 kalinya untuk wilayah pacific ini sebenarnya ditujukan untuk wilayah mana sebenarnya ? Bila kita lihat pada daftar dekolonisasi lama pada link PBB di bawah ini, maka Papua (Netherlands New Guinea) termasuk salah satu wilayah dekolonisasi yang seharusnya dipersiapkan penjajahnya untuk merdeka tetapi akhirnya dihapuskan begitu saja oleh PBB pada 2009 ketika Ketua Komisi Dekolonisasi dipegang oleh orang Indonesia yaitu Marty Natalegawa yang sekarang menjabat sebagai menteri luar negeri Indonesia. http://www.un.org/en/decolonization/nonselfgov.shtml Permainan indonesia di PBB cukup berhasil sehingga bisa bersama-sama penjajah lainnya menghapuskan status dekolonisasi wilayah jajahan mereka sehingga daftar dekolonisasi yang dulunya berjumlah banyak berkurang menjadi 16 wilayah saja yang kini telah direkomendasi forum permanent PBB untuk masyarakat pribumi untuk mendapatkan kemerdekaannya pada 2014 nanti. Berikut daftar dekolonisasi baru yang dirubah sejak tahun 2010 oleh Ketua Komisi Dekolonisasi asal Indonesia Dr. Marty Natalegawa. http://www.un.org/en/decolonization/nonselfgovterritories.shtml Kesimpulan kami dari WPLO, maka rekomendasi forum permanent PBB pada sidang ke-8 dan ke-11 berbeda karena wilayah pasifik yang berjumlah lima wilayah akan siap dimerdekakan pada 2014 sedangkan rekomendasi sidang ke-11 ditujukan kembali untuk wilayah pasifik yang mana? Apakah untuk Hawaii, West Papua atau yang mana? Kita tunggu saja, semoga janji pelapor khusus PBB Prof. James Anaya dan sekjen PBB Banki-Moon bisa ditepati agar tidak mengecewakan rakyat Papua. * Executive Chairman of WPLO www.oppb.orgwww.oppb.webs.comwww.westpapua.webs.com. Tulisan ini ditulis pada 2012

Sumber: http://www.tabloid-wani.com/2016/05/perjalanan-panjang-west-papua-liberation-organization-menju-pbb-bagian1.html